Rabu, 10 Juni 2009

Bentuk Mental Masyarakat

Dampak Pariwisata Sangat Luas
Balige, Kompas - Momentum hari jadi Kabupaten Toba Samosir diharapkan menjadi agenda pemerintah untuk memajukan pembangunan daerah. Selain pembangunan infrastruktur, pembangunan mental masyarakat daerah tujuan pariwisata juga diharapkan bisa berjalan seiring.
”Penduduk di Toba Samosir belum terbiasa dengan kehadiran turis sehingga sikap mereka pun belum terbentuk untuk melayani tamu asing dengan baik,” kata S Anton Hutabarat, warga Kecamatan Balige, Minggu (12/3). Padahal, nama Danau Toba memikat wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang.
Ia membandingkan dengan Bali yang penduduknya telah mengerti bagaimana bersikap sebagai masyarakat yang tinggal di daerah tujuan wisata. Keramahan, kesiapan, dan cara pelayanan yang baik harus turut dibangun. Menurut Hutabarat, hal itu sangat penting mengingat di masa mendatang Danau Toba benar-benar akan dikelola untuk menambah pendapatan daerah.
”Selain pembangunan infrastruktur sarana air bersih dan pertanian, pariwisata jadi modal penting untuk Toba Samosir dan wilayah lain di sekitar Danau Toba. Kalau mental masyarakat tidak dibina dan dibenahi, siapa yang mau datang?” ujarnya.
Warga Balige lainnya, Oktober Napitupulu, menuturkan, jalan dan sarana transportasi yang memadai harus dikembangkan jika Toba Samosir ingin menjadi daerah tujuan wisata. ”Ada Pantai Ancol di Desa Lumban Bulbul yang sepi, padahal dulu ramai. Selain jauh dari jalan utama, hanya ada becak untuk mengangkut wisatawan,” katanya.
Sebagai kabupaten baru, Kabupaten Toba Samosir masih berkonsentrasi untuk membangun infrastruktur jalan dan jembatan. Jalan dan jembatan diperlukan untuk membuka akses desa yang masih terisolasi dan tertinggal.
Dalam laporannya kepada Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf, Bupati Toba Samosir Monang Sitorus mengatakan masih banyak desa yang belum dapat dilalui kendaraan roda dua atau empat. Akibatnya, hasil pertanian yang jadi andalan utama Toba Samosir tak dapat didistribusikan keluar daerah. Biaya pengangkutan jadi mahal karena jalan rusak atau sangat jauh jaraknya dari pusat pemerintahan.
Saifullah menambahkan, pembangunan infrastruktur di sekitar danau sangat penting tidak hanya untuk turis, tetapi untuk masyarakat sekitarnya. ”Dampak ekonomi pariwisata sangat luas. Seandainya infrastruktur di sini dibangun sejak lama, mungkin sekarang tinggal memetik hasilnya,” ujarnya. (FRO)

Tidak ada komentar: