Dibutuhkan Kebijakan Baru Pariwisata
Samosir, Kompas, 13 Desember 2005 - Kawasan pariwisata Danau Toba di Sumatera Utara membutuhkan kebijakan baru yang mendasar dari pemerintah. Itu dibutuhkan untuk memulihkan kondisi pariwisata Danau Toba yang sampai sekarang masih belum pulih sejak terjadinya krisis moneter beberapa waktu lalu.
Pemerintah seharusnya membuka jalur penerbangan langsung dari berbagai kota wisata di Asia Tenggara ke Medan tanpa perlu transit di Jakarta. Perlu kebijakan baru dari pemerintah untuk membangkitkan Danau Toba, kata Maranti Tobing, pelaku pariwisata yang ditemui di Samosir, Minggu (11/12).
Tingkat kunjungan wisatawan ke Danau Toba sampai kini belum menunjukkan perbaikan. Padahal, sebelum krisis melanda Indonesia pada tahun 1997, Danau Toba merupakan salah satu daerah tujuan wisata favorit dunia.
Saat ini, kata Maranti, pemerintah terlalu terkonsentrasi mempromosikan Bali dengan melupakan daerah yang lain. Akibatnya, pariwisata Danau Toba tidak pernah pulih sampai sekarang.
Saat ini Bangkok merupakan salah satu tempat tujuan wisata internasional di Asia Tenggara. Jika pemerintah membuka jalur penerbangan langsung dari Bangkok ke Medan, maka turis asing akan lebih banyak yang datang ke Sumatera Utara.
Menurut Maranti, selama ini pariwisata Samosir sangat mengandalkan kunjungan wisatawan asing. Akan tetapi, sampai sekarang tingkat hunian kamar hotel di Samosir masih berkutat pada angka 10 persen per tahun. Angka ini anjlok dari kondisi sebelum krisis moneter yang saat itu bertahan di atas 50 persen setahun.
Suasana lengang
Sebelum tahun 1997 jumlah wisatawan ke Samosir mencapai sedikitnya 35.000 orang per tahun. Saat ini pelaku pariwisata Samosir hanya berharap pada kunjungan yang jumlahnya kurang dari lima wisatawan asing per hari.
Hasil pemantauan Kompas, suasana di Parapat dan Samosir saat ini lengang dari wisatawan. Tidak terlihat kepadatan pengunjung, baik di jalanan maupun di hotel-hotel.
Begitu pula dengan suasana di pelabuhan penyeberangan dari Tigaraja, Parapat, ke Samosir pun juga sepi. Kapal penyeberangan berkapasitas 100 penumpang yang berangkat setiap dua jam hanya mengangkut 5-10 penumpang dengan ongkos Rp 7.000 per orang setiap kali pemberangkatan.
Kunjungan wisatawan semakin sepi sekarang. Seharusnya pemerintah berbuat sesuatu agar pariwisata di Danau Toba kembali pulih seperti dulu, kata B Saragi (44), nakhoda kapal penyeberangan. (ham)
Rabu, 09 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)